Benzena ditemukan pada tahun 1825 oleh
seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang mengisolasikannya dari gas
minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen. Pada tahun 1833, kimiawan
Jerman, Eilhard Mitscherlich menghasilkan benzena melalui distilasi asam
benzoat (dari benzoin karet/gum benzoin) dan kapur. Mitscherlich memberinya
nama benzin. Pada tahun 1845, kimiawan Inggris, Charles Mansfield, yang sedang
bekerja di bawah August Wilhelm von Hofmann, mengisolasikan benzena dari tir
(coal tar). Empat tahun kemudian, Mansfield memulai produksi benzena berskala
besar pertama menggunakan metode tir tersebut.
Benzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi.
Rumus Struktur Benzena
Berdasarkan rumus molekulnya, C6H6 ,
Para pakar kimia saat itu berpendapat bahwa senyawa ini memiliki ikatan tak
jenuh yang lebih banyak dari alkena atau alkuna. Oleh karena itu, diusulkanlah
beberapa rumus struktur benzena seperti :
1.
Rumus
struktur benzena menurut kukele
Menurut Friderich August Kukele, Jerman(1865), Struktur
benzena dituliskan cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah
ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang berselang-seling. Kerangka
atom karbon dalam benzena membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan
sebesar 120o.
Meskipun Struktur Kekule merupakan struktur benzena yang
dapat diterima, namun ternyata terdapat beberapa kelemahan dalam struktur
tersebut. Kelemahan itu diantaranya :
·
Pada struktur Kekule, benzena digambarkan
memiliki 3 ikatan rangkap yang seharusnya mudah mengalami adisi seperti etena,
hekesena dan senyawa dengan ikatan karbonrangkap dua lainnya. Tetapi pada
kenyataanya Benzena sukar diadisi dan lebih mudah disubstitusi.
·
Bentuk benzene adalah molekul planar (semua
atom berada pada satu bidang datar), dan hal itu sesuai dengan struktur Kekule.
Yang menjadi masalah adalah ikatan tunggal dan rangkap dari karbon memiliki
panjang yang berbeda.
C-C 0.154 nm
C=C 0.134 nm
Artinya bentuk heksagon akan menjadi tidak
beraturan jika menggunakan struktur Kekule, dengan sisi yang panjang dan pendek
secara bergantian. Pada benzene yang sebenarnya semua ikatan memiliki panjang
yang sama yaitu diantara panjang C-C and C=C disekitar 0.139 nm. Benzen yang
sebenarnya berbentuk segienam sama sisi.
·
Benzena yang sebenarnya lebih stabil dari
benzena dengan struktur yang diperkirakan Kekule. Kestabilan ini dapat
dijelaskan berdasarkan perubahan entalpi pada hidrogenasi. Hidrogenasi
adalah penambahan hidrogen pada sesuatu. Untuk mendapatkan perbandingan yang
baik dengan benzene, maka benzena akan dibandingkan dengan sikloheksen C6H10.
Sikloheksen adalah senyawa siklik heksena yang mengadung satu ikatan rangkap 2.
2.
Teori
resonansi
Pada tahun 1931, Linus Pauling membuat suatu
teori yang dikenal dengan Teori Hibrida Resonansi / Teori Resonansi. Teori ini
merumuskan struktur benzena sebagai suatu struktur yang berada di antara dua
struktur Kekule yang memungkinkan, sehingga ikatan rangkap pada benzena tidak
nyata, berbeda dengan teori Kekule yang menyatakan bahwa tiga ikatan rangkap
pada benzena berpindah secara cepat .
Menurut model ikatan valensi, benzena
dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur penyumbang yang
ekivalen, yang dikenal dengan struktur kekule. Masing-masing struktur kekule
memberikan sumbangan yang sama terhadap hibrida resonansi, yang berarti bahwa
ikatan-ikatan C-C bukan ikatan tunggal dan juga bukan ikatan rangkap melainkan
diantara keduanya.
Perlu diingat bahwa struktur-struktur
penyumbang tersebut sebenarna tidak ada, tetapi hanya merupakan cara alternatif
membuat pasangan dua orbital 2p tanpa kejelasan bilakah dituliskan yang satu
dan bilakah yang lain. Meskipun demikian, para ahli kimia sering menggunakan
salah satu struktur penyumbang untuk menunjukkan molekul benzena karena
dianggap mendekati struktur yang ssebenarnya.
Bagaimana model struktur tersebut dapat menjelaskan kestabilan benzena yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan sikloalkana?
Bagaimana model struktur tersebut dapat menjelaskan kestabilan benzena yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan sikloalkana?
Menurut teori resonansi, semakin banyak
struktur penyumbang yang dapat dituliskan untuk suatu senyawa, semakin stabil
senyawa tesebut. Benzena adalah hibrida dari dua struktur penyumbang yang
ekivalen, dan dengan demikian suatu hibrida lebih stabil daripada masing-masing
struktur penyumbangnya.
B. Tata Nama Benzena
1. Benzena
Monosubstitusi
Benzena monosubstitusi yang tidak memiliki
nama umum yang diterima oleh IUPAC dinamai sebagai turunan benzena .
Sistem IUPAC tetap memakai nama umum untuk
beberapa benzena monosubstitusi, misalnya toluena (bukan metilbenzena), kumena
(bukan isopropilbenzena),dan stirena (bukan feniletena) dll..
2. Benzena
Disubstitusi
Apabila benzena mengikat dua substituen, maka
nama substituen dan letak substituen harus dituliskan. Ada 3 (tiga) isomer yang
mungkin untuk benzena yang tersubstitusi oleh 2 gugus. Penamaan digunakan nama
orto (1,2-); meta (1,3-); para (1,4-). Jika salah satu di antara dua substituen
yang terikat pada cincin benzena memberikan nama khusus, seperti misalnya pada
toluena dan anilina, maka senyawanya diberi nama sebagai turunan dari nama
khusus tersebut. Perlu diingat bahwa substituen yang memberikan nama khusus
tersebut dianggap menempati posisi nomor 1.
3. Benzena
polisubstitusi
Apabila terdapat tiga atau lebih substituen
terikat pada cincin benzena, maka posisinya masing-masing ditunjukkan dengan
nomor. Jika salah satu substituen memberikan nama khusus, maka diberi nama
sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika semua substituen tidak
memberikan nama khusus, posisinya dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai
urutan abjad, dan diakhiri dengan nama benzena.
Reaksi-reaksi pada Benzena
Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron,
sehingga jenis pereaksi yang akan menyerang cincin benzena adalah pereaksi yang
suka elektron. Pereaksi seperti ini disebut elektrofil. Contohnya adalah
golongan halogen dan H2SO4 .
1.
Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H
pada benzena oleh golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H
digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III)
halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yang digunakanh adalahh FeCl3.
2.
Nitrasi
Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H
pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini terjadi dengan mereaksikan benzena
dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
3.
Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H
pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan
dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi.
4.
Alkilasi–FriedelhCraft
Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan
dengan alkil halida dengan katalis alumunium klorida (AlCl3)
Sifat Fisik dan Sifat Kimia Benzena
Sifat Fisik:
• Zat
cair tidak berwarna
• Memiliki
bau yang khas
• Mudah
menguap
• Tidak
larut dalam pelarut polar seperti air air,
tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
seperti eter dan tetraklorometana
tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
seperti eter dan tetraklorometana
• Titik
Leleh : 5,5 derajat Celsius
• Titik
didih : 80,1derajat Celsius
• Densitas
: 0,88 .
• Senyawanya
berupa senyawa lingkar/siklis
• Terjadi
resonansi (pergerakan elektron di dalam molekul)
• Terjadi
delokalisasi elektron pada struktur benzena
• Mempunyai
aroma yang khas .
Sifat
Kimia:
•
Bersifat kasinogenik (racun)
•
Merupakan senyawa nonpolar
•
Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar
dengan menghasilkan banyak jelaga
•
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari
pada adisi.
(untuk mengetahui beberapa reaksi subtitusi pada benzene)
(untuk mengetahui beberapa reaksi subtitusi pada benzene)
•
walaupun sukar diadisi tapi benzena masih
dapat diadisi dengan katalis yang tepat, misalnya:
•
Adisi dengan hidrogen dengan katalis Ni/Pt
halus
•
Adisi dengan CL 2 atau BR 2 dibawah sinar
matahari
•
Sukar dioksidasi dengan senyawa oksidator
seperti KMnO4, K2Cr2O7, dll.
•
Reaksi pada benzene harus menggunakan katalis
karena kestabilan molekul benzena .
E.
Cara Pembuatan Homolog Benzena
1. Dengan
reaksi Friedel-Craft
Homolog benzena yang mengandung sebuah rantai samping
dapat dibuat dengan reaksi alkilasi Friedel-Craft. Dalam hal ini yang direaksikan
adalah benzena, alkil halida yang sesuai dan katalis alumunium halida.
Contoh:
C6H6¬ + CH3Cl C6H5CH3 + HCl
2. Dengan
reaksi Wurtz-Fitting
Dalam reaksi ini reaktan-raktannya adalah derivat halogen
dari benzena, alkil halida yang sesuai serta logam natrium.
Contoh:
C6H5Br + 2 Na + C2H5Br C6H5-C2H5 + 2NaBr
3. Dengan reaksi Grignard
Salah satu contoh pembuatan alkilbenzena
dengan reaksi Grignard adalah:
C6H5MgBr + C4H9Br C6H5 C4H9 + MgBr2
C6H5MgBr + C4H9Br C6H5 C4H9 + MgBr2
4. Cara khusus pembuatan Mesitilina
Khusus untuk membuat mesitilena ditempuh
dengan cara mendistilasi campuran aseton asam sulfat pekat.
F. Kegunaan Serta
Dampak Benzena
Kegunaan benzena yang terpenting adalah
sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik
lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. Masing-masing dari senyawa
turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan manusia.
Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
1.
Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai
bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai
bahan peledak (dinamit).
2.
Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena
banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta
piring dan cangkir.
3.
Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan
zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan
bantuan asam nitrit dan asam klorida. Dulunya digunakan seabagai pewarna
minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang
digunakan sebagai pewarna wol dan sutera.
4.
Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet
serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida
dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan
sinamaldehida (minyak kayu manis).
5.
Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal
sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
Asam Benzoat danTurunannya
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa
kita sadari sering kita gunakan, diantaranyah adalah:
·
Asam asetil salisilat atau lebih dikenal
dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat
penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena
itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan
sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi
lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal,
alergi, dan asma.
·
Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai
pengawet makanan dalam kaleng.
·
Metil salisilat adalah komponen utama obat
gosok atau minyak angin.
·
Asam tereftalat merupakan bahan serat
sintetik polyester.
·
Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi
yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang
beredar dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol. Penggunaan parasetamol
yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal dan hati.
Untuk dampak dari benzene yaitu bahwa benzena memiliki
sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat membentuk kanker dalam tubuh
manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab leukemia, penyakit
kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi
pada sistim saraf pusat hingga kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm
dapat menyebabkan sakit kepala, kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi
Benzena yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk
vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10
menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan
jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan dapat berupa euforia,
sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan.
Dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
·
Menurut Friderich August Kukele, struktur
benzena dituliskan cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah
ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang berselang-seling.
·
Benzena merupakan senyawa yang kaya akan
elektron, sehingga jenis pereaksi yang akan menyerang cincin benzena adalah
pereaksi yang suka elektron.
·
Ada beberapa cara pembuatan homolog benzena
yaitu : reaksi Friedel-Craft, reaksi Wurtz-Fitting, reaksi Grignard .
·
Kegunaan benzena yang terpenting adalah
sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik
lainnya yang merupakan senyawa turunan benzene.
·
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena
berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian
0 komentar:
Post a Comment
Anda yang memberikan komentar yang berkualitas dan relevan terhadap Judul Artikel maka Anda berhak mendapat pulsa sebesar Rp. 10.000,- penentuan komentar berkualitas & relevan atau tidak, ditentukan murni oleh Juri (admin) dan tidak dapat diganggu gugat.