//

Peran pemuda dalam memajukan Negara (Kilas Balik)


Pemuda merupakan pilar utama untuk perubahan suatu bangsa dan Negara. Mereka kebanyakan berusia 18-25 tahun usia ideal dimana semangat yang masih sangat membara untuk mencari jati diri yang sesungguhnya.

“Beri aku seribu orang tua aku ku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncang dunia.” Begitu suatu kali Presiden Ir.Soekarno berkata pada pidatonya tanggal 28 Oktober 1928 dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda.


Kalimat Bung Karno ini, yang disampaikannya dengan berapi-api, mengingatkan kita bahwa masa depan bangsa dan negara Indonesia ini terletak di tangan generasi muda. Inilah generasi yang akan menjawab berbagai tantangan di masa depan dengan berbagai komplesitasnya. Bila kita memperhatikan dengan seksama sejarah di banyak negara di dunia, maka kita akan menemukan fakta yang tak terbantahkan bahwa pemuda adalah elemen utama yang melahirkan momen-momen penting dalam sejarah peradaban manusia dari masa yang lampau hingga ke masa yang kini.

Pada Agustus 1930 kita juga menyaksikan bagaimana Bung Karno di hadapan pengadilan kolonial Belanda dengan gagah berani menyampaikan pandangan mengenai tata dunia yang harus dibebaskan dari praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa mana saja, baik bangsa bekulit putih, kuning, ataupun cokelat.Di usia yang sedemikian belia, 29 tahun, Bung Karno tampil bukan sebagai seorang kriminal yang mengiba-iba membela diri di muka majelis hakim. Sebaliknya, ia memperlihatkan kepiawaian dan kecerdasan sebagai seorang negarawan. Ia tampil sebagai pemimpin bangsa yang memiliki kecakapan dalam membaca tanda-tanda zaman. Ia memaparkan prediksi tentang pertarungan diantara negara-negara kolonial di teater Asia Pasifik. Prediksi ini terbukti benar di tahun 1945. Sedemikian besar potensi kaum muda. Di pundak merekalah nasib bangsa ini disandarkan.

Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan.

Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Bangsa ini. Kaum Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan factor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaultan bangsa ini tentu akan menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Banyak masalah yang timbul sebagai warisan masa lalu, masalah yang timbul sekarang maupun masalah yang timbul di masa depan negara kita.

Dengan masalah-masalah yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat Indonesia, terutama kaum pemuda dan mahasiswa untuk membiasakan diri dalam meningkatkan dan memperbaiki produktifitas kita sebagai Bangsa Indonesia.Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderungmengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus narkoba, kejahatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Dalam hal ini tentunya akan merugikan bangsa, lingkungan, keluarga dan khususnya diri sendiri di masa yang sedang dilalui maupun masa yang akan datang. Yang perlu di perhatikan saat ini adalah remaja yang banyak menggunakan Narkoba bahkan data BNN tanggal 15 November 2017 menyampaikan anak usia sekolah dan Mahasiswa sudah 40% telah terlibat kedalam penyalahgunaan narkoba. Pemerintah saat ini sudah menyampaikan bahwa Indonesia telah Darurat narkoba.

Peranan pemuda dan mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.

Peranan pemuda dan mahasiwa saat initerlihat sudah mulai terarah ke gerakan pemuda dan mahasiswa pada zaman reformasi. Pada peristiwa tersebut unjuk rasa pemuda dan mahasiswa terlihat anarkis. bisa saja unjuk rasa pemuda dan mahasiswa menjadi unjuk rasa besar-besaran, seperti Tragedi Trisakti pada zaman Era Reformasi, peristiwa Mei 1998, tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai era baru Indonenesia menuju Indonesia yang berdemokrasi, mahasiswa berada di garis depan, mendobrak tirani, walau dengan konsekwensi gugurnya beberapa mahasiswa dan pemuda saat peristiwa tersebut. Walau masih banyak yang harus kita lakukan pasca peristiwa itu, namun paling tidak, langkah maju telah dilakukan di negeri ini, dan itu dilakukan oleh mahasiswa dan pemuda

Dilihat dari segi positifnya, peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa juga sudah membaik, misalnya dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan menjadi pemenang atau hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemajuan sebuah bangsa untuk ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia dan memperlihatkan kemampuan pemuda_pemuda nya..

Pemuda juga adalah salah satu pilar utama bangsa ini, mereka adalah juga generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan dalam pembangunan bangsa ini kedepannya, maju mundurnya sebuah bangsa di ukur dari generasi mudanya apabila baik generasi muda bangsa tersebut baik maka baikpula masa depanbangsa tersebut, akan tetapi apabila rusak generasi muda bangsa tersebut maka rusaklah pula masa depan bangsa itu, artinya apabila bangsa ini ingin maju dan berjaya dimasa akan datang maka bangsa ini harus memiliki generasi penerus yang handal, baik dibidang ilmu pengetahuan, agama dan kebudayannya sendiri, akan tetapi apakah para pemuda pada masa sekarang sesuai dengan yang kita harapkan. dimanakah generasi muda kita sekarang? apakah mereka sekarang berada didalam ruangan belajar untuk menimba ilmu? atau mereka sekarang berada di jalanan mengganggu ketertiban umum? apakah mereka sekarang berada didalam majlis dawah bersama para ulama untuk mengkaji al- Quran? atau mereka sekarang berada di diskotik-diskotik bersama para penghibur malam ditemani rokok dan minuman keras? inilah hal yang perlu kita perhatikan, kepada teman – teman pemuda untuk menciptakan sebuah generasi yang mampu diandalkan sebagai penerus bangsa kita harus kembali mengintropeksi diri kita, apa yang telah kita lakukan untuk bangsa ini.

Sekiranya ada empat kriteria sosok pemuda yang menjadi harapan sehingga dapat membawa bangsa menjadi lebih baik dan menjadi  pemuda harapan yang dapat memimpin bangsa ini yaitu:

pertama, ia harus berjiwa spiritualis. Maksudnya, setiap tingkah lakunya di jalankan dengan penuh kehati-hatian dan ketaqwaan kepada sang pencipta. Ia tidak berani menyia-nyiakan masa mudanya dengan aktivitas keduniawian yang melalaikan. Ia menyadari dirinya telah dianugerahi akal yang luar biasa untuk berpikir sehingga selalu memberdayakan akal itu menjadi sebuah kreatifitas yang berwujud karya dan prestasi. Rasa syukur atas nikmat Tuhan itu yang selalu mengiringi langkahnya. Sikap spiritualis merupakan pondasi dasar dari kepribadian manusia. Pemuda-pemuda Indonesia haruslah memiliki pondasi dasar itu, yaitu berupa kepribadian yang taqwa, santun dan bersahabat.

Yang kedua, seorang pemuda haruslah memiliki kapasitas intelektualitas yang tinggi yang mampu memiliki daya saing dengan pemuda lainnya terlebih dengan bangsa lain. Hari-harinya dipenuhi dengan aktifitas mencari ilmu, ia tidak pernah terpuaskan dengan apa yang diperolehnya hari ini. Bahkan ia merasa dirinya masih sangat kekurangan ilmu, sehingga ia selalu mencari jalan bagaimana agar dirinya memperoleh pengetahuan baru tiap harinya. Oleh karena itu perbaikan dan pembangunan sektor pendidikan di negeri ini harus di prioritaskan agar sumber daya manusia kita kelak menjadi yang profesional, sesuai bidang keilmuannya dan memiliki kemampuan membawa bangsa dan Negara ini ke arah peradaban teknologi dunia.

Ketiga, untuk membangun indonesia kearah yang lebih baik dan bermatabat, maka yang diperlukan bangsa ini ialah pemuda-pemuda yang berpikir visioner atau mau berpikir jauh ke arah masa depan, ia mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda lain dalam bergerak. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya senantiasa memiliki ide-ide inovatif dan brilian untuk diterapkan. Ilmu yang dimilikinya membuat ia mampu berpikir strategis merencanakan masa depannya. Ia tidak terjebak oleh bayang-bayang masa lalunya, dengan segera ia menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga yang tidak akan terulang kembali olehnya. Visi hidup mutlak diperlukan oleh para pemuda Indonesia jika ingin memperoleh masa depan gemilang. Karena dengan visi itu ia akan membuat langkah-langkah yang sistematis tidak asal mengalir saja.

Yang keempat, bangsa ini memerlukan para pemuda yang memiliki karakter yang kuat, Pemuda yang memiliki kepribadian yang tidak mudah mengeluh, tidak gampang menyerah dan pantang menjadi beban bagi orang lain. Kehidupannya ia jalani dengan penuh kesederhanaan meskipun ia mampu melakukan lebih. Membangun karakter kuat itu haruslah dimulai dari sebuah kebiasaan yang positif dan mau keluar dari kondisi nyaman. Mereka yang tidak mau merubah usahanya maka akan memperoleh hasil yang sama saja dengan sebelumnya. Bagi yang memiliki kuat dalam dirinya ia akan berusaha mewujudkan cita-citanya dengan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya dan usaha yang dilakukan adalah maksimal (100%) tidak setengah-setengah. Kemauan itu tertanam dalam dirinya sehingga tidak ada yang mampu menggoyahkan jalan kehidupannya. Karakter ini yang harus ditumbuh kembangkan kepada generasi muda Indonesia hari ini. Diharapkan dengan menyadari keadaan Indonesia yang sedang berada dalam keterpurukan saat ini, para pemuda tergerak menjadi berpikir kritis dan bertindak solutif terhadap permasalahan Negari saat ini. Sehingga setiap detik dalam aktifitas kehidupannya menjadi sesuatu hal yang bermanfaat.


Pemuda adalah sosok yang sangat dibutuhkan untuk membangun keluarga, bangsa, dan agama yang baik. Oleh karena itu, berbagai tindakan dilakukan untuk menciptakan pemuda yang berkwalitas tersebut di antaranya yaitu.

A.. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Keluarga
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakikatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya.

Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritik yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri, kepribadian yang terganggu, bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat jalannya.

Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja.

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Patterson dan rekan-rekannya (dalam Santrock, 1996) menunjukkan bahwa pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya kenakalan remaja, meskipun persentasenya tidak begitu besar.

Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam melaksanakan tanggungjawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai fungsi tertentu. Dalam mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu menolong mencapai tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam apakah peranan masing-masing

Peranan ayah :
- Sumber kekuasaan, dasar identifikasi.
- Penghubung dengan dunia luar.
- Pelindung terhadap ancaman dari luar.
- Pendidik segi rasional.

Peranan Ibu :
- Pemberi aman dan sumber kasih sayang.
- Tempat mencurahkan isi hati.
- Pengatur kehidupan rumah tangga.
- Pembimbing kehidupan rumah tangga.
- Pendidik segi emosional.
- Penyimpan tradisi.

Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu:

Sikap atau cara yang bersifat preventif
Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :
a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
e. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
f. Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan produktif.
g. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
h. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.

Sikap atau cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
c. Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
d. Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.

B. Upaya yang Dilakukan di Lembaga Pendidikan
Dalam diri manusia terdapat kemampuan dasar atau fitrah baik jasmaniah maupun rohaniah yang tidak dapat berkembang dengan baik tanpa bimbingan dari pendidik. Oleh karena itu setiap manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan pendidikan tersebut bukan sekedar untuk mengembangkan perkembangan kemampuan dasar aspek individualitas atau sosialitas semata, melainkan juga untuk mengarahkan perkembangan kemampuan dasar itu kepada pola hidup yang dihajatkan manusia dalam bidang duniawi dan ukhrawi, agar keduanya biasa berjalan seiring dalam bentuk yang harmonis, sehingga diharapkan manusia dapat bahagia hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Sekolah merupakan salah satu wujud atau bentuk dari pendidikan formal sebagai kelanjutan dari pendidikan informal dimana anak didiknya masih mempunyai ketergantungan kepada keluarga dan orang lain dalam mencapai kedewasaannya.
Sehubungan dengan hal tersebut anak perlu distimulasi berbagai aspek perkembangannya serta dibekali dengan berbagai kompetensi agar dapat menghadapi tantangan zaman.
Di sekolah, hal yang dapat membentuk pemuda yang berkwalitas antara lain :

Pendidikan dan bimbingan yang dilakukan oleh guru kepada siswa
          Tugas guru adalah mendidik anak didik dan mempersiapkan mereka sebaik-baiknya, sehingga ia menjadi orang yang sempurna, maka guru harus menjadi pendidik yang diserahi tugas untuk mendidik jasmani, akal dan akhlak. Tugas guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, akan tetapi bertugas membina anak didik menjadi orang dewasa, maka guru bertanggungjawab untuk menguatkan jasmani dan rokhani murid, menumbuhkan pengertian anak didik terhadap apa yang diajarkannya dari berbagai ilmu pengetahuan, dalam usaha membentuk akhlaknya, membina akhlaknya, membangkitkan minatnya untuk mencapai pengetahuan, menanamkan dalam jiwanya akhlak yang mulia. Guru harus tetap percaya akan kemampuan dirinya sendiri, sehingga mudah melatihnya, mengajarkannya dan mendidiknya dengan pendidikan yang membeks dalam jiwa.

Guru merupakan ujung tombak mewujudkan pendidikan bermutu. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kompetensi guru. Kedepan guru harus tetap konsisten menjaga kewibawaannya. Itu dapat dilakukan bilamana guru memahami dan menghayati profesi dan kode etik guru. Guru bisa dikatakan digugu dan ditiru oleh masyarakat banyak. Guru sebagai innovator penggerak permasalahan dikalangan masyarakat. Keberhasilan anak-anak bangsa ini sangat tergantung pada hati nurani guru, bagaimana caranya membimbing dan mendidik anak didiknya.

Ciri-ciri guru profesional :
1. Antusias : menampilkan semangat untuk hidup.
2. Berwibawa : menggerakkan orang.
3. Positif : melihat peluang dalam setiap saat.
4. Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa.
5. Humoris
6. Luwes : menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil.
7. Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai ini.
8. Fasih : berkomukasi dengan jelas, ringkas dan jujur.
9. Tulus : memiliki niat dan motivasi positif.

Sosialisasi siswa terhadap siswa lain atau terhadap warga sekolah
Tidak hanya pendidikan yang diberikan guru saja, namun pendidikan sosial yakni pendidikan cara berinteraksi dengan siswa lain atau warga sekolah. Dalam hal ini, siswa dapat mempraktekan hal-hal yang telah diajarkan guru dalam kehidupan nyata, tetapi masih dalam lingkungan sekolah sehingga siswa masih dalam pengawasan guru.

Kegiatan ekstrakurikuler
Selain pendidikan formal dalam kelas, banyak sekolah yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini dapat melatih keterampilan siswa di bidang tertentu. Misalnya Pramuka, olah raga, kegiatan keagamaan, dan musik.

C. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Masyarakat
Upaya yang bisa dilakukan untuk membentuk generasi muda yang berkwalitas di lingkungan masyarakat antara lain:
Dibentuk suatu organisasi kepemudaan sehingga dalam organisasi tersebut akan ada proses pembelajaran bagi pemuda.
• Akan terbentuk tujuan dalam berorganisasi.
• Akan adanya pembelajaran demokrasi.
• Para tokoh masyarakat dapat dengan mudah memberi bimbingan pada pemuda karena terdapat suatu wadah/organisasi yang menampung pemuda.

Diadakannya tempat untuk mengaji sehingga para pemuda dapat mengaji dan mendapat bimbingan moral dari guru ngaji tersebut.Diadakannya kegiatan sosial, seperti kerja bakti dan lain-lain.Untuk menciptakan generasi muda yang berkwalitas dapat diwujudkan dengan upaya-upaya di atas, namun hal yang paling penting dan merupakan pengaruh terbesar untuk menciptakan generasi muda yang berkwalitas adalah kesadaran pemuda sendiri. Yakni, kesadaran untuk merubah diri untuk menjadi yang lebih baik. Upaya-upaya di atas tidak akan berhasil tanpa ada kesadaran dari pemuda itu sendiri

Pemuda merupakan pilar utama kemajuan sebuah bangsa dan Negara. Sehingga kemajuan Negara dimasa yang akan datang ditentukan bagaimana kwalitas pemuda saat ini.

Pemuda yang handal merupakan idaman sebuah Negara untuk mencapai cita-cita dan pesaingan dengan Negara lain pemuda yang baik dibidang ilmu pengetahuan, Agama dan kebudayaan.

Beberapa permasalahan pemuda Indonesia yang terjadi saat ini  antara lain adalah 1). kasus narkoba 2). Kejahatan 3).pergaulan bebas  4). tawuran dan lain sebagainya

Faktor penyebab permasalahan pada pemuda antara lain adalah
1.Faktor diri sendiri
2.Factor Keluarga
3.Factor lingkungan

Setiap permasalahan akan ada usaha yang tepat untuk menanggulangi masalah pemuda yaitu adalah mulai dari
1.Lingkungan keluarga
2.Lembaga pendidikan dan
3.Lingkungan tempat tinggal
Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa Indonesia itu tergantung dengan generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif, inovatif dan religious maka akan tercapai keinginan bangsa Indonesia menjadi Negara maju di tahun 2020.





Related Posts

0 komentar:

Post a Comment

Anda yang memberikan komentar yang berkualitas dan relevan terhadap Judul Artikel maka Anda berhak mendapat pulsa sebesar Rp. 10.000,- penentuan komentar berkualitas & relevan atau tidak, ditentukan murni oleh Juri (admin) dan tidak dapat diganggu gugat.

 
//